Analisis Deduktif versus Induktif
Analisis Deduktif versus Induktif
Dalam penelitian kualitatif, peneliti dituntut untuk berfikir induktif (inductive thinking) atau dikenal dengan istilah inductive analysis. Untuk memahami konsep inductive logic, perlu dikontraskan dengan deductive logic. Menurut Bourke & Holbrook (2005) deductive logic merupakan hasil dari praktik reduksi atau reduksionisme para peneliti kuantitatif, seperti terungkap dalam contoh berikut:
Semua mahasiswa metodologi bersikap kritis
Idham ialah mahasiswa metodologi
Jadi, Idham bersikap kritis.
Silogisme diatas mempresentasikan suatu teori (penjelasan yang sistematis akan fakta-fakta yang diamati dan seperangkat atauran yang berkaitan dengan aspek tertentu dalam kehidupan). Selain itu, silogisme seperti ini juga menjelaskan tentang operasionalisasi teori-teori. Untuk membuktikannya, misalnya dalam contoh diatas, kita harus melakukan penelitian dan pengujian empiris tentang sikap kritis Idham.
Jika contoh diatas diaplikasikan dalam inductive logic, kita dapat memulai dengan pernyataan bahwa Idham ialah seorang mahasiswa metodologi yang bersikap kritis. Kita sebagai peneliti kemudian mulai mengamati sejumlah mahasiswa metodologi. Setelah melakukan pengamatan, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa semua mahasiswa metodologi bersikap kritis. Dengan demikian, analisis induktif berarti penemuan tema-tema, pola-pola, kategori-kategori analisis yang BERSUMBER dari data, bukan mencari PEMBUKTIAN pada data sebelum mengumpulkan dan menganalisis data.
Sumber: Bandur, Agustinus. 2014. Penelitian Kualitatif: Metodologi, Desain & Teknik Analisis Data dengan NVIVO10. MItra Wacana Media. Jakarta
Published at :